Minggu, 15 April 2012

PEREMPUAN TANI DAN ADVOKASI KEBIJAKAN PUBLIK 1

Perempuan identik dengan di dapur, di sumur dan di kasur, artinya hanya sekedar menjadi ibu rumah tangga biasa, karena kaum perempuan sudah tersetikma bahwa mereka tidak mampu melakukan banyak sekali melakukan pekerjaan yang dilakukan laki-laki.

Sebenarnya pekerjaan itu bisa dipertukarkan oleh keduanya, yang tidak bisa dipertukarkan hanya:
  1.  Perempuan mengalami mestruasi laki-laki tidak,
  2.  Perempuan bisa mengandung laki-laki tidak bisa,
  3.  Perempuan melahirkan dan menyusui laki-laki tidak bisa
Untuk zaman ini apa yang tidak bisa dilakukan oleh keduanya partisipasi perempuan sudah begitu kongkrit, karena banyak kaum perempuan yang sudah menduduki jabatan penting di masing masing sektor publik baik di legeslatif, eksekutif maupun yudikatif.  Untuk di Indonesia saja sudah pernah jabatan nomer satu Indonesia dipegang seorang perempuan.

Namun bagaimana dengan para perempuan tani di Indonesia mensikapi kebijakan publik yang tidak berpihak kepada masyarakat khususnya masyarakat perempuan tani. Banyak sekali perempuan-perempuan tani khususnya yang belum sadar akan penindasan negara melalui kebijakan yang bertentangan dengan konstitusi sehingga pengambil kebijakan juga merasa tidak bersalah atas kekliruanya karena memang tidak ada kontrol dari kekuatan masyarakat khususnya masyarakat.

Namun di Kabupaten Klaten Forum Perempuan Tani Klaten (FPTK) mencoba untuk melakukan advokasi kebijakan Pemerintah yang berkaitan dengan pendidikan khususnya kebijakan pendidikan gratis untuk SD dan SMP.

Kemenanan kecil yang di raih adalah berkurangnya pembiayaan-pembiayaan yang dibebankan kepada wali murid. Proses penyusunan PERDA pendidikan yang ada di Klaten